Klasifikasi Amal ketika Hidup atau Mati

 

Berbicara mengenai amal ibadah, tentu bukan menjadi suatu hal asing bagi kalangan umat Islam. Seakan menjadi sebuah rutinitas, Islam sangat menekankan dan bahkan mewajibkan setiap umatnya untuk mengamalkan ibadah-ibadah tertentu sebagai wujud penghambaan diri kepada Allah SWT. Adapun amalan ibadah dalam Agama Islam sangat beragam, di antaranya mencakup berpuasa, sholat, zakat, sedekah, dzikir dan masih banyak lagi. Ibadah-ibadah tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengharapkan ridho Allah SWT untuk menuju surga-Nya.

Amal merupakan suatu perbuatan baik yang dilakukan manusia dan dilandasi dengan niat tertentu. Amal merupakan ciri khas orang yang beriman. Manfaat beramal selain untuk mengharap ridho Allah SWT yaitu untuk menggugurkan dosa dan menjadi bekal kita di akhirat kelak.

Bentuk dari amal ibadah tidak hanya berupa tindakan, akan tetapi juga dapat berupa perkataan yang baik. Perkataan yang baik atau dapat disebut dengan doa yang baik, contohnya mendoakan orang lain dengan baik, maka doa tersebut juga kembali kepada kita. Mendoakan orang lain di sini bukan merujuk kepada orang yang masih hidup saja, tetapi orang yang sudah meninggal pun perlu doa dari kita. Seperti doa agar si mayat diberi kemudahan dalam menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakir, diberi jalan yang terang untuk menuju surga-Nya, diberi ketenangan dalam kuburnya, dan lain sebagainya.

Baca juga:  Semiotika Netton dan Bagaimana Memahami Kisah-Kisah di Dalam Alquran

Adapun ketika seseorang meninggal dunia, amal  ibadah yang ia lakukan semasa hidup akan berakhir begitu saja, kecuali jika ia meninggalkan amal jariyah, maka pahalanya pun terus mengalir sampai hari penghitungan kelak. Dari hadits riwayat Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh” (HR. Imam Muslim). Berdasarkan hadis tersebut, terdapat tiga hal penting yang menjadi amal jariyah seseorang, di antaranya :

  1. Sedekah Jariyah

Sedekah adalah memberikan sebagian harta kita kepada orang lain dengan niat yang tulus dan ikhlas. Sedekah jariyah merupakan sedekah yang memberi manfaat kepada orang lain tanpa terputus walaupun orang itu sudah tiada. Seperti dijelaskan pada QS. Al-Baqarah: 245 yang artinya “Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. Contohnya, yaitu mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid atau pesantren, menyediakan perlengkapan ibadah di masjid, dan lain sebagainya.

  1. Ilmu yang bermanfaat
Baca juga:  PJ. Zoetmulder, Panteisme, dan Pendekatan terhadap Tasawuf

Ilmu yang diperoleh lalu diamalkan dan diajarkan kepada orang lain, kemudian orang lain itu juga mengamalkan apa yang diajarkan. Maka, pahala akan terus mengalir kepada orang itu selama ilmu masih memberikan manfaat kepada orang lain. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Sampaikanlah ilmu dariku walau hanya satu ayat”. Jadi, dari hadis tersebut kita dianjurkan untuk membagikan ilmu yang kita dapat semampu kita kepada orang lain, yang nantinya akan mendatangkan pahala untuk kita. Contoh ilmu yang bermanfaat adalah seseorang mengarang kitab untuk dibaca atau digunakan orang banyak, selama kitab itu digunakan dengan baik dan memberikan manfaat kepada orang lain yang mempelajarinya, maka Allah SWT memberikan pahala kepada orang yang mengarang kitab tersebut dan orang yang mempelajarinya.

  1. Doa anak shaleh

Yang disebut anak sholeh adalah anak yang beriman kepada Allah SWT dan anak yang mau mendoakan kedua orang tuanya. Seperti selalu mengirimkan hadiah Al-Fatihah untuk ayah ibunya saat sudah tiada sebagai bentuk rasa hormat kepada orang tuanya.

Baca juga:  Sebagai Santri, Haruskah Bersikap atas Sahnya RUU Pesantren?

Sebagai manusia, seharusnya kita mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dengan cara melakukan amal ibadah yang banyak serta berniat dengan tulus dan ikhlas agar mendapatkan ridho Allah SWT. Karena sesungguhnya segala sesuatu yang kita lakukan dan kita ucapkan tergantung pada niatnya.

Komentar Facebook
1