Doa lelaki
Sumber gambar dari Pixabay

Esensi Doa, Bukan Hanya Sekadar Meminta

SABAK.OR.ID – Doa menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Terlebih bagi seorang muslim, doa seakan sudah menjadi rutinitas yang tidak boleh ditinggalkan. Hampir di setiap aktivitas sehari-hari, kita dianjurkan untuk berdoa. Mulai dari urusan makan, tidur, bepergian, sampai pada masalah keluar masuk kamar mandi harus diawali dan diakhiri dengan berdoa. Bahkan, shalat atau ibadah-ibadah yang biasa kita lakukan juga di dalamnya mengandung doa.

Jika dilihat dari sisi pengertiannya, doa atau dalam bahasa arab disebut dengan الدعاء memiliki arti permintaan atau permohonan dari seorang hamba yang ditujukan kepada TuhanNya. Dalam bukunya yang berjudul “Doa-doa Pilihan”, KH Ahmadi Isa memberi pengertian bahwa doa merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah swt dalam memohon keinginan dan meminta dihindarkan dari hal yang dibenci. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa berdoa menjadi ibadah utama yang sekaligus bisa mengantarkan seorang makhluk dapat dicintai oleh Allah swt.

Doa memang dapat menjadi jalan seorang hamba dalam mencari ketenangan dan mengadu nasib kepada sang Tuhan. Ibarat sebuah obat, doa seakan menjadi senjata ampuh yang bisa menyembuhkan manusia dari segala penyakit yang diderita. Dengan berdoa, maka kita bisa merasa tenang, apalagi jika merasa bahwa apa yang kita harapkan itu dikabulkan oleh Allah swt. Tak heran hal seperti ini kemudian membuat manusia menjadi lalai dan salah mengartikan makna doa sesungguhnya. Ada yang menjadikan doa sebagai satu-satunya jalan dalam menggapai keinginan tanpa diiringi usaha. Ada pula yang hanya menjadikan doa sebagai alat untuk meminta dan ketika apa yang diharapkan sudah dikabulkan, maka doa itu akan ditinggalkan begitu saja.

Baca juga:  Pendidikan Wirausaha Santri Membangun Ekonomi Pesantren

Esensi doa sendiri sejatinya bukan sekedar rutinitas atau perantara untuk mengabulkan keinginan semata. Doa merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi seorang hamba untuk kepentingan rohaninya. Begitu pentingnya sebuah doa, Allah bahkan sampai mendorong setiap hambanya untuk senantiasa meminta dan memohon segala sesuatu yang kita inginkan kepadaNya. Allah juga berjanji akan mengabulkan setiap doa yang kita panjatkan kepadaNya, sebagaimana firman di dalam QS. Ghafir : 60

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. “

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan pula bahwa doa dapat menjadi bukti apakah seorang hamba mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan atau tidak. Tentunya orang yang tidak pernah berdoa berarti dia adalah orang yang angkuh dan sombong. Ia seakan tidak membutuhkan bantuan sedikitpun dari Allah swt, dan merasa bisa memfasilitasi dirinya sendiri serta mampu menguasai segalanya. Padahal kita tahu, bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas. Sehingga pantaslah bagi seorang hamba untuk mau mengakui kelemahan dirinya, dan  bersedia  berharap serta memohon kepada Allah swt.

Baca juga:  Sejarah Islam Masuk di Indonesia, Islam yang Moderat, Inklusif, dan Toleran

Harus diakui bahwa kekuatan doa sangatlah dahsyat dan tidak boleh dianggap enteng. Berbicara tentang doa, bukan melulu tentang rangkaian kata-kata permintaan yang hanya dipanjatkan ketika butuh saja. Melainkan, doa merupakan ibadah yang senantiasa harus selalu dijalani dan dilaksanakan sebagai simbol kepatuhan. Bahkan lebih dari itu, makna doa sejatinya justru lebih luas dari ibadah, karena ia merupakan puncak dari ibadah itu sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat At Tirmidzi no 2969, Rasulullah saw bersabda,

الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ

Artinya : “Doa itu merupakan inti dari ibadah.”

Sehingga, dapat dikatakan bahwa doa merupakan aspek penting dalam ibadah. Bahkan doa merupakan substansi dan ruh dalam beribadah. Tanpa doa, ibadah seakan tiada artinya. Karena doalah yang menjadi esensi utama bahkan puncak dari ibadah, dimana seorang hamba dengan penuh rasa takut menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt.

Perlu dipahami pula bahwa, doa dapat menjadi sarana kita dalam mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan berdoa, hubungan antara kita sebagai hamba dengan Tuhan sang Maha Pencipta menjadi terjalin rapi dan sempurna. Bagaimana tidak, dengan memanjatkan doa kepada Allah swt, berarti kita telah memasrahkan diri sepenuhnya kepadaNya. Dikabulkan atau tidak doa kita, itu adalah urusan Allah swt. Namun yang pasti, apapun yang kita inginkan pasti akan diberi atau bahkan malah diganti dengan yang lebih baik oleh Allah swt. Sehingga disinilah kita akan menemukan kenikmatan yang luar biasa. Keistiqomahan kita dalam berdoa, akan mengantarkan kita pada level kedekatan dengan Alah swt, dan perlahan akan meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Yang Maha Kuasa.

Baca juga:  Pentingnya SISKOHAT Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji

Wallahu a’lam bisshawab.

Penyunting Qowim Musthofa

Komentar Facebook
0