Teror Komik Siksa Neraka yang Mengerikan


Penulis: Jintung Idjam

Melihat selintas gambar di Facebook, bayanganku lalu teringat neraka. Mengingat neraka, yang di kepala adalah sebuah komik neraka. Komik yang sangat populer zaman dahulu kala. Yang bisa dibeli di penjual mainan keliling.

Sewaktu kecil, lewat perantara komik tadi, di otak saya mengatakan seperti itulah wujud neraka.

Baiklah, untuk mempermudah bayangan Anda, saya kasih tiga ilustrasi pendek tentang betapa komik itu memang mengerikan, dan seperti sengaja meneror pembacanya.

Pertama, apabila suka memakan barang haram, maka mulutnya akan disuapi timah panas. Kulit dan dagingnya mengelupas. Tengkorak bagian mulut kelihatan tulangnya. Mukanya memperlihatkan kesakitaan yang amat mendalam.

Lalu mulutnya pulih lagi setelah beberapa waktu. Sesudah sembuh, disuapi timah panas lagi. Lalu hancur lagi. Sembuh lagi. Terus begitu sampai ribuan tahun.

Kedua, jika di dunia orangnya kikir, serakah, dan suka memakan harta anak yatim, maka di neraka punggungnya akan disetrika. Dan setrika yang ada di komik itu adalah Setrika Jago yang pemanasannya masih memakai arang, yang ukurannya lebih besar dari punggung orangnya. Selain terlihat panas, setrika itu tampak garang dan menakutkan.

Ketiga, apabila di dunia ini sering berzina, maka alat kelaminnya akan ditusuk dengan tombak dari besi panas, bagi yang perempuan. Bagi laki-laki, kemaluannya akan digunting dengan gunting yang sangat besar dan menyeramkan. Yang lebih mengerikan adalah yang suka sodomi, akan disunduk dengan tombak panas dari dubur sampai ke mulutnya. Mirip sate manusia. Lalu darah bercucuran dari di ujung kelamin dan mulut, hingga darah berlumuran di besi tusuk satenya. Syedap… membayangkannya saja ngeri.

Dan gambar lain-lainnya. Yang semuanya mengerikan. Sumpah. Demi Tuhan.

Yang lebih ngeri, di komik itu terlihat semua orang disiksa dalam keadaan telanjang bulat. Bayangkan, jangankan disiksa, saya membayangkan ditelanjangi saja rasanya sudah malu banget. Apalagi tambah disiksa sebegitu mengerikannya.

Baca juga:  Dinamika Hadis Bagi Orientalis: Pembacaan atas Jonathan AC Brown yang Konon Mualaf Sebab Mempelajari Hadis

Begitulah kira-kira ilustrasinya. Komik itu memang dahsyatulloh.

Komik tentang siksa neraka di atas jelas merupakan teror mental yang mengerikan. Berhari-hari setelah melihat komik tadi, hidup menjadi tidak tenang dan selalu was-was. Khawatir bila nanti masuk neraka saya harus bagaimana.

Melihat komik tadi, saya serasa melihat kematian. Lalu kehidupan setelah kematian.

Orang kok bicara kematian, itu kan membuat hidup kita pesimis dan nglokro? Ndak semangat kerja untuk masa depan?

Gini lho, Ferguso … itu malah sebaliknya. Dengan mengingat kematian, surga dan neraka, justru kita malah akan bersemangat. Niat bekerja cari uang atau menjadi peneliti dan ilmuan atau yang lainnya, itu kan perintah Tuhan. Jadi, kalau diniati ibadah kan dapat dua. Gaji dan hasil penelitian dapat, pahala juga dapat. 


Dan karena itu perintah Tuhan, yang menciptakan kita semua ini, maka sudah pasti kita akan bekerja sekuat tenaga, demi pahala. Dan hasilnya akan maksimal.

Apa kalau diniati ibadah oleh juragan kita lalu nggak digaji. Tetap dapat gaji dong. Kalau kerjaan kita maksimal karena melakukannya demi Tuhan, malah juragan kita akan senang. Bisa dikasih bonus.

Baik, kita kembali ke neraka lagi. Eh, ke kematian maksudnya. Maksud saya ke komik neraka.

Komik itu benar-benar sangat menghipnotis dan berhasil masuk ke relung hati yang terdalam. Ia berhasil menggambarkan apa itu neraka dengan sangat ciamik. Bahkan, sampai sekarang, dalam bayangan saya, neraka itu isinya ya begitu itu.

Mungkin, bagi semua yang pernah melihat dan membaca komik itu, gambaran neraka yang ada di mereka ya seperti itu. Neraka itu semengerikan itu.

Menurut komik itu, ide ceritanya berasal dari hadits tentang Isra’ Mi’raj. Apakah benar?

Setelah saya selidiki, lewat jawaban seorang gus, gambaran komik tadi memang ada dalilnya. Ada hadisnya. Hadis itu berkenaan saat Nabi Isra’ Mikraj. Selama perjalanan ke langit untuk menemui Tuhan, malaikat Jibril memperlihatkan ke Nabi berbagai macam siksa neraka menurut kesalahan pelakunya.

Baca juga:  Peran Sayyidah Aisyah ra. dalam Memerangi Paham Misoginis

Haditsnya sahih. Setidaknya ada di kitab hadis Muslim. Mungkin di kitab lainnya juga ada. Dan memang begitulah gambaran neraka menurut hadis.

Lalu, apakah gambaran neraka itu hanya seperti tertulis di hadis tentang Isra’ Mi’raj? Tidak, Ferguso. Masih ada yang lain.

Setidaknya pernah saya mendengar dari sebuah pengajian tentang kenapa neraka itu bisa panas sekali. Ternyata karena neraka itu dibakar tiga ribu tahun.

Setelah dibakar seribu tahun, neraka itu warnanya merah membara. Sangat panas. Dibakar seribu tahun lagi, warnanya berubah menjadi putih. Saking panasnya. Lalu dibakar seribu tahun lagi, warnanya berubah menjadi hitam kelam. Gelap. Dan sangat panas sekali. Jadi di neraka itu tidak ada cahaya, hanya ada api yang panas sekali.

Panasnya neraka diibaratkan begini; seluruh panas yang ada di muka bumi ini, itu berasal dari api yang besarnya hanya sebiji kurma yang diambil dari neraka. Itupun, sebelum ditaruh di bumi masih direndam ke dalam tujuh telaga yang ada di surga.

Jika api yang hanya sebiji kurma itu tadi nggak direndam dulu di tujuh telaga di surga, dan langsung di turunkan ke bumi, maka bisa-bisa meledak seluruh isi langit dan bumi. Hancur lebur. Saking panasnya api neraka yang besarnya hanya sebiji kurma itu tadi.

Bagaimana? Bisa membayangkan betapa panasnya neraka? Sudah siap mati, Ferguso? Haha…

Tidak perlu takut dengan neraka. Tidak perlu takut. 


Kenapa? Karena Tuhan itu amat penuh kasih sayang kepada kita, manusia. Jangan pernah berputus asa atas kasih sayang Tuhan.

Selagi kita tidak berniat melawan Tuhan, maka Tuhan akan mengasihi kita. Neraka hanyalah untuk orang-orang yang ingkar atas adanya Tuhan dan ingkar kekuasaan Tuhan. Tidak untuk orang-orang yang berbaik sangka kepada Tuhan.

Baca juga:  Shalawat Era Milenial: Milih Nisa Sabyan atau Veve Zulfikar?

Saking maha pemurah dan pengasihnya Tuhan, ada cerita begini ….

Dalam kitab Mawa’idhul ‘Usfuriyah, karya Muhammad bin Abu Bakar, disebutkan sebuah cerita/hadits riwayat Abu Hurairah:

Dahulu kala, ada seorang laki-laki yang tidak pernah beribadah sama sekali. Dia hanya percaya bahwa Tuhan itu ada. Hanya iman yang dia punya.

Saat kematian hampir menjemput, ia berpesan kepada keluarganya, “Jika aku meninggal, bakarlah tubuhku hingga menjadi abu. Lalu buanglah abuku ke laut saat angin bertiup kencang.”

Seperti pesan laki-laki itu, keluarganya menuruti pesannya.

“Kenapa kamu melakukan itu?” Tanya Allah di alam setelah kematian kepada laki-laki itu.

“Ampuni saya ya Allah…” jawab laki-laki itu dengan bibir gemetar karena ketakutan. 


“Hamba takut sekali akan siksaMu, ya Allah. Karena hamba tak pernah berbuat baik dan beribadah. Jika jasadku dibakar dan abuku dibuang ke laut, aku berharap Allah tidak bisa menyiksaku.”

Mengetahui hambanya melakukan hal itu karena takut akan siksaNya, sekalipun tak pernah beribadah, maka Allah mengampui dosa-dosanya.

Padahal laki-laki itu hanya berbekal rasa takut akan siksa neraka. Hanya itu thok modalnya. Itu karena saking pengasih dan pemurahnya Allah.

Yang diceritakan Komik Neraka itu tadi memang sahih. Begitulah riwayat hadisnya. Neraka itu ada. Kita wajib percaya. Rukun iman yang ke lima: percaya kepada hari akhir.

Modal utama untuk terbebas dari api neraka hanya satu; berbaik sangka kepada Tuhan. Percaya total akan kasih sayang dan ampunan Tuhan.

Kita, manusia, hanya diperintah ibadah semampunya. Hanya semampunya. Bukan melebihi batas kemampuan manusia. Sudah itu saja. Selanjutnya tinggal menunggu kematian, dan insyaallah kita termasuk dikasihi oleh Allah. 


Bagi orang awam, selama kita masih takut akan siksa neraka, Allah akan memberikan kasih sayangNya.

Wallahu a’lam bis shawab … 


Baca ESAI menarik lainnya yang ditulis oleh JINTUNG IDJAM.
Komentar Facebook
0