Perintah Salat Tahajud di Balik Makna Lirik Lagu Sebelum Cahaya Letto Muhamad Jamaludin Artikel 28 Agustus 2021 0 4 min read Lirik lagu Sebelum Cahaya oleh Letto sebuah analisa sederhana semiotika al-Qur’an Muhamad Arkoun. Letto merupakan grup musik yang dibentuk di tahun 2014. Grup ini beranggotakan Noe atau Sabrang Mowo Damar Panuluh sebagai vokalis yang merupakan putra dari Muhamad Ainun Najib yang akrab di sebut Cak Nun, anggota yang lainya adalah Patub (gitaris), Arian (bassis), Dhedot (Drumer). Penulis sangat menyukai salah satu lagu dari grup band yang satu ini, sebelum cahaya. Mungkin jika kita plettonic (nama fans Letto) sangat karib dengan lagu ini. Bahkan, jika mau sedikit berkontemplasi, kita akan menemukan sebuah pesan yang teramat dalam dari lirik lagu Sebelum Cahaya Letto ini. Semiotika Arkoun Selain tentang Letto, akhir-akhir ini penulis lagi senang dengan kajian semiotika. Secara singkat dari pemahaman penulis tentang kajian yang satu ini. Buku semiotika al-Qur’an Muhamad Arkoun karya Ahmad Sihabul Millah (Rektor III IIQ An Nur Yogyakarta). Dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa semiotika adalah kata yang berasal dari kata semeion yang berarti tanda. Selain berarti tanda, semiotika juga terkait dengan beberapa istilah seperti semaionan, yang berarti petanda. Pengertian semiotika di atas menunjukkan bahwa semiotika berurusan dengan pengkajian terhadap tanda dan segala yang berhubungan dengan tanda. Jika kita membaca kajian ini harusnya kita mampir pada pemikiriannya Ferdinan de Saussure dan CS. Peirce dulu barulah setelah itu merambah pada pemikirannya Muhammad Arkoun. Tetapi kita akan fokus pada pemikiran Arkoun yang digunakan untuk membedah makna dalam lirik lagi ini. Baca juga: Progresivitas Nabi Muhammad dalam Kitab Dirasat fi al-Sirah al-Nabawiyyah karya Husain Mu'nisDalam gerakan semiotika Arkoun membagi beberapa gerakan dalam kancah semiotika studi al-Qur’an paling tidak melingkupi ruang komunikasi seperti kajian pengujaran, model-model aktansial, aktan pertama-pengirim-subyek, aktan penerima-subyek, aktan penerima subyek II, pengujaran transenden, status penangkap. Yang kedua, adalah daftar dan hirarki berbagai kode kebudayaan pengutipan berbagai kode, bebagi kode, berbagai titik tolak baru kode-kode, isotopi aksiologi. Yang ketiga adalah susunan dan fungsi cerita, dan yang terakhir adalah simbol. Sebenarnya Arkoun melakukan analisis terhadap tanda-tanda bahasa dengan merupakan korpus resmi tertutup yang di dalamnya memuat ujaran dalam bentuk bahasa. Setiap bahasa tentu memiliki tanda-tanda bahasa yang ikut mempengaruhi pembentukan maknanya. Sebagai contoh Arkoun menggunakan dua metode pendekatan semiotika, Yakni metode semiotika tingkat pertama dan semiotika tingkat kedua. Semiotika tingkat pertama mengandung unsur tanda, penanda, dan pada tanda. Semiotika tingkatan kedua mengandung bentuk, konsep. Hal ini akan menjadi perspektif untuk menggali makna pada lirik Sebelum Cahaya Letto. Lirik lagu Sebelum Cahaya Letto Ku teringat hati Yang bertabur mimpi Kemana kau pergi cinta, Perjalanan sunyi Engkau tempuh sendiri Kuatkanlah hati cinta. Lirik di atas merupakan sebuah ungkapan kelalaian seorang manusia. Jika melihat perspketif semiotika tingakatan pertama kita melihat sebuah penanda di sana bahwa itu merupakan kelalain seorang hamba yang terwakilkan dengan kata cinta. Baca juga: Prinsip Dasar Al-Quran tentang Pentingnya Literasi dalam Perspektif BalaghahIngatkan engkau kepada Embun pagi bersahaja Yang menemanimu sebelum cahaya Ingatkan engkau kepada Angin yang berhembus mesra Yang kan membelaimu cinta. Penggalan lirik berikutnya merupakan sebuah tanda yang jika mengungkapkan hal ini merupakan pernyataan bahwa kita harus merenung pada tanda-tanda di alam sekitar yang akan bermuara pada sang Pencipta. Kekuatan hati yang berpegang janji Genggamlah tanganku cinta Ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri Temani hatimu cinta. Selanjutnya ini merupakan sebuah tanda bahwa lirik tersebut mengajak untuk bersujud dan mengingat sang pencipta untuk mengadukan keluh kesah kita atas kelalaian yang kita buat hingga mentari tersenyum menjemput kita selanjutnya. Ingatkan engkau kepada Embun pagi bersahajaYang menemanimu sebelum cahaya Ingatkan engkau kepada Angin yang berhembus mesra Yang kan membelaimu cinta. Kali ini jika meninjau lirik tersebut dari semoitika tingkat kedua mengungkap bahwa pada kondisi ini menggambarkan sebuah situasi seorang hamba yang sedang berkomunikasi dengan sang pencipta. Lewat doa-doa yang ia panjatkan pada waktu sepertiga malam terakhir sebelum malam lewat. Sementara embun sudah mulai merambat dan sang mentari akan hadir tersenyum melihat seorang hamba yang mengakui eksistensinya di hadapan sang penciptanya. Secara eksplisit ingin mengungkap tentang dahsyatnya salat malam dalam firman Allah SWT lewat surat al-Isra 78-79: أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا, وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا .Artinya Baca juga: Edward Said: Orientalisme dan Diskursus Mengenai Timur“Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS al-Isra 78-79). Penutup Terakhir penulis ingin menyampaikan. Bahwa tulisan ini merupakan sebuah analisa sederhana dari pembacaan penulis terhadap konsep semiotika al-Qur’an Muhamad Arkoun karya Ahmad Sihabul Millah, MA (Wakil Rektor III IIQ An Nur Yogyakarta) yang kebetulan dosen penulis sendiri. Ini akan berbeda dengan penafsiran dari pencipta lagunya, atau bahkan akan berbeda pula jika melihatnya dengan pendekatan lain misalnya hemeneutika. Dari sini kita bisa sedikit belajar bahwa memahami sebuah fenomena tentu harus melihatnya dari berbagai aspek agar kita bisa membuka banyak wawasan dan intrepretasi kita terhadap subuah fenomena tersebut akan semakin kaya dengan banyak persepsi. Sekian tentang analisis sederhana lirik lagu sebelum cahaya oleh Letto. Wallahualam. Referensi: http://oto-biografi.blogspot.com/2011/07/biografi-grup-letto-band.html diakses pada 24/07/19 pukul 23.04 wib Sihabul Millah, Semiotika al-Qur’an Muhamad Arkoun, ( CV Lintang Hayuning Buwana, Yogyakarta: 2017 https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-78-79, diakses pada 24/07/19 pukul 23.04 Komentar Facebook 1